Survey Lokasi KopDar 5 Kagama Riau di TN. Tesso Nilo

Pekanbaru, 16 April 2011,Tepat pukul 3.00 sore semua tim survey TN Tesso Nilo Kagama Riau sudah berada di dalam Pajero Sport putih milik Mas Firdaus (FKH), duduk disamping beliau Mbak Hesty (Ekonomi), di baris kedua ada Mas Lutfi (Filsafat) beserta istri aka Mbak Senja (FKH), Mbak Mila (FKT) sekaligus penunjuk jalan, dan Mas Agung Sibolang (Pertanian). Sedangkan di baris ketiga ada Mas Hery (TGeol), dan Yassir (Perikanan). Dari raut wajah para surveyor terdeteksi bahwa mayoritas dalam keadaan kelaparan, atas referensi Mas Lutfi akhirnya kita memilih RM. Mega Rasa Bandung di Pangkalan Kerinci sebagai tempat pelepas lapar (Recommended, dijamin puas) dan dahaga rohani (baca salat ashar).Sambil menikmati makanan yang super lezat Mas Lutfi bercerita tentang pengalamannya saat mengikuti Seminar Purdi E Chandra, salah satu kata mutiaranya adalah :“Tak ada alasan tidak bisa usaha karena tidak punya modal”.

Sempat kami mampir untuk salat maghrib di Masjid Al-Istiqomah Desa Sorek 2 sebelah kanan jalan untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan sambil berbagi cerita tentang kulakan batik di kota jogja,salah satunya  Raminten yang acap kali disebut-sebut oleh Mbak Mila dan ada juga yang bersikukuh dengan Danarhadi padahal bien zaman mahasiswa beli batik paling level Bringharjo.:D

Selepas daerah Sorek mendekati kecamatan Ukui, Pajero Sport milik Mas Firdaus berbelok ke kanan memasuki perkebunan PT. Musim Mas,kemudian melewati beberapa kampung dengan kondisi jalan aspal dan sirtu yang sambung menyambung. Sampai akhirnya kami melewati jalan tanah yang agak offroad dengan dikelilingi hutan akasia bekas aktivitas PT. RAPP lalu tiba di lokasi Camp Flying Squad di kawasan TN. Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan pukul 09.00 malam. Enam jam perjalanan, cukup lama juga ya, mungkin karena terlalu santai saat di pemberhentian. Cukup lelah tapi terobati dengan hidangan makan malam yang sudah disiapkan rekan Mbak Mila di kantor Flying Squad, kami memanggilnya Bayu,100 % wanita alumnus IPB. Setelah bercengkrama beberapa waktu, Bayu mengarahkan para pria untuk beristirahat di Guest House yang beberapa hari sebelumnya di tempati oleh Nadine Chandrawinata. Ada dua kamar, namun sayang sekali,kami kalah cepat dari Mas Hery Purnomo untuk bisa tidur di tempat tidur bekas Nadine yang serba Pink. Semoga malam itu para pria bisa bertemu Nadine dalam mimpi bukan yang lain (baca Nurdin H).:D.

Senandung burung dan suara Ungko/Wo sejenis monyet membangunkan kami di pagi hari, selepas salat subuh kami pun keluar dari Guest house dan menikmati udara segar dengan senandung dan suara yang sama dihiasi kabut yang menutupi hutan di TN Tesso Nilo,apa gerangan dibalik kabut?.

Samar-samar dari gazebo disebelah kantor Flying Squad tampak Rahman sedang menikmati udara pagi, Rahman adalah gajah jantan berusia 27 tahun yang beberapa hari lalu mendapat beberapa luka di tubuhnya akibat berkelahi dengan gajah lain. Rahman adalah satu dari 7 gajah personel Flying Squad yang bertugas untuk menghalau masuknya gajah-gajah liar di TN Tesso Nilo. Selepas melihat Lisa dan Imbo (Ibu dan Anak Gajah) dimandikan oleh dua orang Mahot (pawang gajah) kami kembali beralih melihat Rahman yang sedang dimandikan tepat di sebelah gazebo tempat kami sarapan pagi. SBG (Sarapan Bersama Gajah) sambil memperhatikan drh. Firdaus sedang mengobati luka-luka Rahman.

Tracking pun dimulai setelah berpose full team di gapura Camp Flying Squad. Minggu pagi ini kami akan mengelilingi sebagian kawasan hutan Tesso Nilo. Setelah berjalan kurang lebih 15 menit,kami menemukan Indro,24 tahun (gajah anggota flying squad) sedang dimandikan oleh mahot/pawang di sungai berwarna merah atau coklat tepatnya. Kami pun bergantian ikut memandikan Indro pagi ini. Sungguh menyenangkan,dan aktivitas mandi bagi gajah minimal 2 kali sehari. Gajah bisa mengenali orang dalam 3 bulan melalui suara dan sentuhan kaki saat menungganginya. Indro gembira sekali pagi ini,mungkin karena ditunggangi oleh para alumni Gadjah, (maaf,yang ini tidak ilmiah).:D

Ingin rasanya bercengkrama lebih lama dengan Indro,tapi mengingat waktu yang terbatas kami pun meneruskan perjalanan memasuki kawasan hutan Tesso Nilo untuk mengetahui sesuatu dibalik kabut pagi tadi. Beragam jenis pohon dan tumbuhan serta rebahan pohon-pohon besar yang kami lalui seolah-olah Tuhan ingin mengajarkan untuk tidak sombong dengan kebesaran yang dimiliki manusia. Beberapa kali melintasi jembatan kayu seadanya membuat kami yang berbobot ekstra untuk ekstra hati-hati saat menyebrangi sungai-sungai kecil nan indah berwarna kecoklatan.

Finish. Akhirnya kami pun kembali ke pinggiran hutan dan menemukan beberapa batang akasia yang terkelupas karena kulitnya dimakan oleh gajah. Setelah berfoto di salah satu penunjuk arah kami pun kembali ke guest house yang berada tepat di belakang kantor Flying Squad untuk mandi dan dilanjutkan makan siang di pendopo kompleks flying squad ini. Selepas makan kami disuguhi es madu sialang dengan paduan jeruk nipis yang kembali menyegarkan tubuh setelah lelah berjalan seharian. Kami pun pamit  kepada para mahot yang ada di camp flying squad sebelum meneruskan perjalanan, Good bye Nadine.

Saat perjalanan pulang, kami menyempatkan mampir di kantor asosiasi petani madu sialang yang berada tidak jauh dari Camp Flying Squad. Akhirnya kami bisa melihat langsung sumber madu yang dalam dua KopDar Kagama Riau sebelumnya dibagi-bagikan oleh Mas Lutfi secara gratis.Luar biasa,perjalanan pulang ke pekanbaru kami tempuh dalam 3jam, sempat mampir di peternakan sapi milik drh. Firdaus,sosok pengusaha ternak yang mungkin bisa kita jadikan narasumber untuk KopDar aka Angkringan Kagama Riau selanjutnya. Bravo UGM. Kami bangga menjadi bagian dari sejarahmu (ysanst/2011).

(Team Survei Kagama Riau)