Sepuluh hari menelusuri tanah kelahiran
Menjalankan sebuah budaya mulia
Selaraskan arus mudik dan arus balik
Tiada hitung waktu, tenaga dan beaya
Ketika kaki menapak di padepokan ini
Ketika bertiga kau datang siang ini
Aku terpana melihat perut kempesmu
Terbayang penyesalan dan kesedian
Sepuluh hari engkau makan dimana
Sementara para penghuni rumah mudik
Sepuluh hari engkau makan apa
Maafkan aku yang telah lupa
Andai engkau manusia
Tentu sudah kubekali semua
Dengan beras dan uang belanja
Tapi kau bukan manusia
Hanya pintu-pintu terkunci jadi saksi
Akan kalian yang mencoba bertahan
Akan kalian yang terlihat menderita