Nikmatnya Anyang Paku saat Kopdar Syawalan “telat” Kagama Virtual Riau
Minggu, 2 Oktober 2011, saya dan Hery berangkat menuju RM melayu Rokan dari DBQ 201 Rumbai. Hari ini kami mengadakan syawalan KagamaVirtual (KV) Riau, meskipun bulan syawal sudah berlalu, yang penting kumpul-kumpul untuk menjaga silaturahmi. Kebetulan badanku sudah enak setelah paginya diurut Pak Kamal dan sarapan bubur ayam-roti srikaya-dimsum ceker plus secangkir kopi O di Kim Teng. Kami berangkat dari Rumbai jam setengah sebelas, menggunakan Innova Hery dan sampai di RM Melayu Rokan jln Arifin Ahmad sekitar jam sebelas karena perjalanan lancar dan tidak macet. Ketika kami datang, baru ada 5 orang personel KV, bertujuh dengan kami jadinya. Yang sudah datang duluan Yassir, Anggoro dan Wahyu bersama dengan dua teman baru yang ternyata Gandhung dan Heru. Gandhung dan Heru baru pertama kali datang kopdar, keduanya merupakan guru di Dharma Yudha dan mengetahui kopdar Kagama Virtual dari angkringan anglo. Sedikitnya kawan yang hadir, sudah saya duga disebabkan publikasi yang mendadak dan kesibukan masing-masing.
Kami kemudian memesan makan siang, Yassir minta makanan dihidangkan saja. Rumah makan Melayu Rokan ini menyediakan masakan khas Melayu, dengan menu andalan gulai langkiting (keong), gulai selais cendawan, gulai selais paku, anyang paku, udang cabai dan sambal-sambal khas Melayu. Saya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anyang paku yang baru pertama kali kulihat, dari penampakannya sudah terbayang kelezatan citarasanya, sehingga saya memesan agar anyang pakunya diperbanyak, juga gulai selais cendawannya.
Tak berapa lama kemudian, makanan disajikan di atas meja. Saya mengambil sepiring kecil anyang paku dan gulai selais cendawan, serta sepiring nasi ditemani oleh jus wortel. Seperti kuduga, anyang paku memang nyamleng, bumbunya seperi bumbu pecel, dengan tambahan irisan bawang merah yang banyak dan perasan jeruk nipis, sementara rebusan daun pakunya renyah, perpaduan yang nyamleng tenan. Belum lagi gulai cendawan pakis yang memang menjadi favorit saya, seekor ikan selais asap dibumbu gulai dengam campuran cendawan, nyamleng. Sementara nasinya yang pulen dan hangat cocok di lidah saya. Makan siang yang istimewa, apalagi bersama dengan kawan-kawan Kagama Virtual.
Sambil menikmati makanan, satu persatu kawan datang menambah jumlah peserta kopdar yang hadir. Ardi Nazamzi, Agung Perdana, Luthfie dan Senja bersama bayinya, Barlin dan istrinya, serta Karmila. Mereka langsung bergabung menikmati makanan setelah menambah pesanan lauk dan nasi. Sambil makan kami bersendau gurau dan berdiskusi yang menambah keakraban kami, sehingga kawan-kawan yang baru bergabung pun tidak merasa canggung. Setelah makan siang selesai, Yassir mengambil alih acara seperti biasanya. Dimulai dengan memperkenalkan kawan-kawan lama kepada kawan-kawan baru, yang dilanjutkab dengan perkenalan kawan-kawan yang baru hadir pertama kali. Barlin mendapat kesempatan pula untuk memperkenalkan istrinya, yang belum lama dinikahi. Juga Senja memperkenalkan bayinya yang masih kecil.
Selesai acara perkenalan, Yassir menodong Karmila untuk menceritakan kondisi terakhir Harimau Sumatra. Karmila, yang bekerja di WWF, kemudian bercwrita mengenai populasi harimau sumatra, persebarannya di Riau, konflik manusia dengan harimau, dan kondisi harimau di Taman Nasional Tesso Nilo, juga program-program konservasi yang mendukung pelestarian harimau sumatra. Paparan Karmila cukup menarik, sehingga Gandhung dan Heru berminat untuk menindaklanjuti dengan memperkenalkan harimau dan gajah kepada murid-muridnya di sekolah. Mudah-mudahan berlanjut.
Seusai sharing session tentang harimau, kami sempatkan foto bersama. Seusai foto bersama Yassir menghitung makanan yang kami makan, dan seperti kebiasaan dibagi rata mbayarnya. Dan saya pun kemudian pulang ke Rumbai dengan membawa pengalaman makan siang istimewa dengan anyang paku dan gulai selais cendawan. Duri, 3 Oktober 2011