[Chapter 3] Pulau Rambut, Kelor, Onrust dalam cerita

masih berlanjut

Sebuah Kepedulian akan Alam

SUNRISES 05.00 WIB Pulau Rambut bagian Timur

Pagi hari menjelang matahari terbit, kami berjalan menuju kearah pesisir sebelah timur. Berjalan ditepi pantai yang menghampar, dengan melewati tumpukan sampah yang tercecer disemua sisi. Sebuah spot yang sangat luas sudah menghampar, semua segera memasang kuda-kuda, kamerapun sudah siap untuk membidik. Walaupun ada beberapa sedikit “pisuhan” namun acara pagi itu bisa dikategorikan sukses menangkap momen sunrise, walaupun tidak pas, karena tertutup mega. Setelah puas dalam acara pemotretan, para peserta kembali ke pondokan untuk makan pagi dengan nasi uduk yang sudah disediakan.

“Sun rise di ufuk sebelah timur”

Menanam Bakau 08.00 WIB

Acara selanjutnya ialah penanaman bibit bakau di pulau itu, bakau mempunyai peran penting untuk menjaga ekosistem di tempat itu, serta bisa menyerap co2 dalam jumlah yang besar. Hampir semua terjun ke rawa itu, menggali lumpur untuk kemudian menanam bakau. Banyak momen-momen yang lucu seperti kisah-kasih Dewo-Ulfia yang terekam kamera, Anita yang tidak bisa bergerak leluasa, momen unpredictable mba Ratih serta masih banyak momen yang lainnya yang bisa dilihat pada foto yang sudah beredar.

Setelahnya, kami tidak lupa pula untuk sedikit membantu membersihkan tempat itu, walaupun usaha itu sepertinya kurang maksimal dikarenakan tumpukan sampah yang sudah sangat kronis. Namun setidaknya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi semua sampah itu. Semoga Tuhan selalu melindungi mu.

“menanam bakau”

Menuju Kelor Island 12.00 WIB

Sebelum kami meninggalkan pulau rambut ini, sembari menunggu kapal jemputan, indri dengan semangat 45 tetap berusah untuk memeriahkan acara. Berduet dengan mas Eshape, menyapa dan meminta pendapat para peserta gathering. Salah empat nya ialah seperti berikut dibawah:

Irvan Kristanto

Yang pasti….
banyak perjalanan bersama rombongan yang sdh aku ikuti… selalu ada kesan yang dalam..
perjalanan kemarin, sangat menyenangkan (sebenarnya, tidak ada yang tidak menyenangkan dalam hidupku wkwkwkwk)….
kombinasi teman2 yang asyik… banyak bisa belajar untuk hidup lebih baik…
belajar dari alam…. menghadapi ombak… jangan takut kepada ombak….. (yang tidak ada ombaknya… yaaa bak mandi)…
ingat ucapan Rama Rambini: petualang, yang berlayar solo dr USA ke Bali…. saat2 laut tenang…. tak ada ombak, dia malah jadi depresi dan pengen bunuh diri.
nenek moyang kita orang pelaut…. kenapa takut ombak?… kalaupun haraus mati, kan cuma sekali… (saya nggak bisa berenang, tapi yaaa enjoy saja).
hantu2 pulau rambut, kemarin misuh2 semua… karena nggak bisa beraksi dan menikmati angin pantai…

Laeliyatul Masruroh

membawa kenangan yang tak terlupakan. Menemukan teman-teman baru, sodara-sodara baru, dan tentu saja foto-foto bagus dari kamera kawan-kawan fotografer. Terima kasih untuk semuanya yang telah mengupayakan acara ini, sehingga semua berlangsung dengan penuh kesan.

Cindy Silvia

Dua hari yang tak terlupakan,

okey deh,, ada beberapa perjalanan yang masih dalam waiting list..

Sampai Jumpa di gathering Jogjakarta di bulan Desember 2012… !!

Hery Muhendra

Walaupun bangga, tapi tetap ada kekhawatiran…untuk masuk suatu komunitas itu diperlukan frekuensi pemikiran,selera,atau kebiasaan yg sama. No offense, tyap org punya kharakter yg berbeda2. Berbeda culture,umur,profesi,kebiasaan. Semakin gw pikirin, semakin panik. Gathering bersama org2 yg umurnya diatas gw rata2,dgn Yogyakarta sebagai 1 unsur yg menyatukan kita..Gw bayangin bakal berasa di arisan bapak2 dan ibu2 dengan backsound lagu jawa dan semua memakai blangkon,khidmat. Absurd,boring dan bkin cepet tua hehe. Sempet ingin mengundurkan diri, namun apadaya sudah membayar. Akhirnya kami brgkat pagi2 ke gathering point Bandara, dengan tekad yg penting pantaaaii! gw emang aneh, penggila pantai yg ga bisa berenang.okesip ga usah diterusin bicara kekurangan gw

Sekitar pukul 12.20 an kapal pun merapat, semua peserta pun mengangkat semua barang bawaan untuk diangkat menuju kapal kayu. Perjalanan menuju pulau kelor memakan waktu sekitar 30 menitan. Dengan kondisi cuaca yang sangat cerah dan ombak yang cenderung belum tinggi kapal berlayar menuju pulau itu. Diperjalanan saya melihat aliran sampah, seperti sebuah garis yang membentang dan membelah lautan, aliran sampah itu teramat sangat menyakitkan. Yuk mari kurangi penggunaan Styrofoam, serta mempergunakan barang yang bisa dipakai berulang.

Oh mami… Pulau kelor sangatlah indah, pulau kecil itu begitu menawan. Pantai yang lumayan bersih dengan pasir putih menghiasi sekelilingnya, namun sayang panas nya menyengat. Tentu saja semua bisa menikmati alam kelor yang sangat luar biasa indah ini. Dan disini Indri menjadi primadona para photographer. Semua lensa menyorotnya, semua takluk dibawah kakinya. Woala..

“sangat indah”

Pulau kecil ini sangat cocok untuk pasangan yang ingin melaksanakan poto prewednya, suasana serta panorama yang bisa diambil sangatlah pas dan menarik. Deburan ombak pun tidak begitu besar dengan desiran angin yang meniup sangat santainya.

Hanya ada satu kata yang bisa saya katakan untuk pulau kecil ini, indah, cantik, dan eksotis.

Akhir dari sebuah Perjalanan Photography

Sayonara

Setelah menghabiskan waktu di pulau kelor rombongan melanjutkan singgah ke pulau berikutnya, pulau onrust. Di pulau ini kami hanya sekitar 2 jam saja, untuk mengisi logistik sebelum berangkat ke Jakarta lagi. Kebetulan saya tidak menjelajahi pulau ini, maka saya kutipkan saja dari tulisan mba Laely

Kutip

Setelah itu kami ke Pulau Onrust, di sini banyak pengunjung dan tentu saja banyak penjual. Tidak semenarik Pulau Kelor, tapi di sini ada reruntuhan bangunan tua dan pepohonan yang asri, bukan hutan. Bagus juga untuk pemotretan. Tentu saja, acara kami kan judulnya Photography Gathering. Pesertanya lebih banyak yang suka dipoto dari pada yang moto. Namanya juga pecinta fotografi, bisa juga pecinta foto pribadi. Wkwkw.  Saya tidak punya kamera besar, hanya bawa kamera HP. Tidak punya kamera bagus tidak papa, yang penting pulang bawa oleh-oleh foto-foto bagus. :D.  Kami makan siang di Pulau onrust untuk kemudian dilanjutkan perjalanan kapal menuju ke Tanjung Pasir. Selanjutnya pulang ke rumah masing-masing.

End kutip

Sungguh menyenangkan dua hari acara gathering tersebut, banyak bertemu dengan teman baru, terutama teman yang sudah sangat mahir bermain kamera (berbeda dengan saya yang belum mahir berkamera, hanya mengandalkan intuisi untuk menulis saja)

“kami”

Terima kasih temans semua atas semua pengalaman indahnya

Matur nuwun untuk semua antusiasme nya

Thank you untuk semua keceriaannya

Arigato gozaimasta untuk semua hasil fotonya

 Tri H Sulistiyo, Jakarta 30 May 2012

(terima kasih untuk temans semua atas fotonya, Sehingga bisa melengkapi goresan sederhana ini, dikarenakan tanpa foto temans semua, maka goresan ini hanya akan menjadi susunan kata semu tanpa makna)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s