Sebuah tulisan sederhana akan sebuah kejadian yang terlaksana dengan sangat apik bersama mas Ganjar Pranowo
TIM 04 Agustus 2012
17:00 – 21:00 WIB
“kagama virtual”
Lack of leadership, itulah yang dapat saya tangkap tentang kultum di Taman Ismail Marjuki Sabtu 4 Agustus 2012 oleh Mas Ganjar Pranowo. Seperti kita semua ketahui bahwa di negeri ini pemimpin yang sangat mempunyai ketegasan dalam bersikap sangatlah jarang dan mungkin bisa dihitung dengan Jari. Salah satunya ialah seseorang yang mempunyai isial JK, dan hal itu memang bisa mengarah ke dua orang Jusuf kala dan Jokowi. Untuk masalah Leadership sendiri, dari lulusan Gadjah Mada sangatlah kurang bisa memunculkan embrio2 muda yang terlihat berbeda dalam sebuah karakter kuat dan mempunyai jiwa kepemimpinan yang sangat egaliter serta bisa diandalkan untuk mencoba mengurai benang kusut yang sudah melanda dan merusak negeri ini.
“mas Ganjar Pranowo”
Mungkin juga masyarakat sudah muak dengan beberapa model kepemimpinan yang cenderung hanya mengandalkan gaya dan tanpa ada tindakan nyata. Mungkin pemimpin sekaliber Bung Karno itu hanya akan ada setiap seratus tahun sekali untuk bisa muncul dan sudah barang tentu jika dibairkan berlarut akan pasti mengganggu stabilitas negeri ini. Kembali lagi soal Jokowi yang kebetulan tidak bisa hadir dalam pertemuan kemaren, mas Ganjar ternyata pernah mengadakan sebuah pertemuan dengan 4 walikota dan salah satunya ya Jokowi tadi,
“acara di buka oleh kang Gambul”
“mas, kok bisa memindahkan PKL tanpa ada kerusuhan, dilakukan suka rela bahkan dilakukan dengan sebuah kirab budaya yang sangat ramai”
“diskusi”
Metode mengambil hati ini yang dilakukan Jokowi, mengajak makan malam selama kurang lebih 54 kali para pedagang ini, dan pada pertemuan terakhir barulah dia omong akan memindahkan mereka. Semua tidak dilakukan satu dua kali pendekatan saja (mungkin kalau bahasa saya ialah personal approach) namun melalui proses yang panjang dan berliku. Disaat akhir itu lah dia berhasil mempergunakan kekuatan mind nya akan hal yang memang seharusnya.
Selain itu, penggantian ketua satpol PP dari pria berkumis dengan Ibu yang cantik pun, merupakan sebuah breakthrough yang sangat luar biasa.
“mulai saat ini kandangkan semua tameng dan pentungan, dan mulai besok anda saya copot”
Kembali lagi, ada sebuah tantangan dari mas Ganjar, untuk memperbaiki masalah leadership di lingkungan keluarga KAGAMA ini, apakah sudah siap untuk belajar serta memperkuat karakter leadership ini? Dan selain itu, jaringan, jarak antar alumni yang sudah melebar ini mungkinkah bisa di perkuat lagi. Jika di ibaratkan Jokowi adalah Loko, bagaimana alumni yang lain mensupport dan mungkin bahkan mendorongnya jika loko itu ada masalah?
Jadi sudah siapkah?
Hal itulah yang menjadi kegalauan mas Ganjar selama ini, dan memang kegalauan yang sangat beralasan. Dikarenakan negara tanpa seorang pemimpin yang nasionalis, tegas, bediri dengan rakyat serta mengabdikan seluruh jiwa dan raga demi negeri ini, rasanya sangat mustahil semua persoalan negeri ini akan bisa terurai.
“besama mas Ganjar”
Selain mendengarkan cerita dari mas Ganjar, kemaren juga dipresentasikan beberapa kegiatan dari kagama virtual sendiri, walaupun kegiatan ini masih bisa dikatakan sebuah embrio kecil, namun tekat dari teman2 yang sangat luar biasa memungkinkan untuk membesarkan semua embrio ini menjadi sebuah kegiatan nyata yang lebih besar lagi. Adapun sedikit kegiatan yang di ceritakan oleh teman2 ialah mengenai hutan pendidikan konservasi Koesnadi Hardjasoemantri di lereng merapi, KPK alias Kelompok Photography Kagama virtual, KLC alias Kagama Learning Community.
Mengenai hutan pendidikan konservasi koesnadi hardjasoemantri ini, merupakan kegiatan dari alumni untuk menghijaukan lereng merapi selepas terkena erupsi yang meluluh lantakkan lereng merapi. Mas Sandhya Yuddha mempresentasikan dengan sangat manteb mengenai konsep ini.
“mas Sandhya Yuddha”
Adapun kegiatan Photography ini merupakan kegiatan untuk menampung hobi dari rekan kagama di bidang perphotographian. Kegiatan ini sendiri kemaren sudah di deklarasikan di Pulau rambut, dan sudah mendapatkan beberapa order pemotretan. Kedepan semoga kegiatan ini akan semakin bisa menjangkau untuk semua alumni. Sore itu dibawakan dengan sangat ciamik oleh mas Novian mengenai kegiatan ini.
Sedangkan wadah yang lain inilah sebuah forum diskusi kecil, forum ini sangatlah menarik terutama untuk alumni fresh, dikarenakan dengan forum diskusi kecil dengan mendatangkan pembicara dari alumni yang sudah terlebih dahulu menancapkan taringnya di dunia nyata, bisa memberikan sebuah pencerahan, ide-ide segar serta membuat alur logika berpikir menjadi semakin terasah dan kritis. Walaupun ada beberapa kendala, namun setelah sedikit bercakap dengan mas Ganjar dan alumni lain malam itu, sepertinya mereka akan selalu support kegiatan ini.
“malam itu”
Ya, terlihat sebuah semangat yang sangat menyala, tidak ada yang dinamakan sebuah gap, dikarenakan semua alumni dari banyak generasi bisa berkumpul serta berbaur menjadi satu. Semoga semua mimpi ini bisa teraih satu demi satu untuk kemajuan Universitas Gadjah Mada.
~Tri H Sulistiyo (ths) ~