– Haruskah saya memikirkan kesehatan anak orang lain? –
Haryoko R. Wirjosoetomo
Lantaran pernah bekerja sebagai konsultan Unicef lah, yang membuat saya peka terhadap isu kesehatan anak, khususnya anak saya.
Sejak Bee mulai sekolah di Taman Bermain dua tahun lalu, saya sadar betul bahwa sekolah merupakan tempat ideal bagi transmisi penyakit menular di antara murid-muridnya. Itulah sebabnya jika Bee terkena flu, selalu saya karantina dirumah. Bagi saya sangat tidak fair untuk para orang tua lain, jika Bee tetap sekolah dan menulari kawan2nya, sementara saya bisa bertindak untuk mencegahnya.
Sikap tersebut saya komunikasikan kepada guru2 pengasuh dan orang tua lainnya. Saya berharap akan terbentuk keseragaman persepsi, sehingga kesehatan anak2 di sekolah itu bisa terjaga.
Seiring dengan berjalannya waktu, saya terbentur pada realita bahwa harapan saya ternyata terlalu tinggi. Para orang tua murid, yang rata2 berpendidikan sarjana, enggan repot2 mengambil langkah sama dengan saya. Anaknya sakit ya tetap masuk saja. Entah berapa kali Bee tertular flu, batuk dan pilek dari kawan2nya di sekolah.
Sejauh ini saya masih berusaha bersabar, hingga terjadi dua kasus yang membuat saya berang dan menegur keras manajemen sekolahnya; tatkala Bee tertular cacar air dan flu singapura dari kawannya. Bee sempat harus menjalani opname di rumah sakit gara2 itu. Dalam pertemuan rutin para orang tua murid, saya lontarkan kecaman cukup keras terhadap sikap cuek mereka. Eh, tidak mempan juga. Sama sekali tidak ada perubahan, sama sekali tidak bergeming.
Pagi ini, sehabis memandikan Bee yang tengah batuk-pilek dan merengek2 ingin sekolah, tanpa berpikir panjang saya ambil baju olah raga hari Jum’at nya, mengenakannya dan mengantarkannya ke sekolah. Memang anak saya sedang sakit flu, yang bisa menulari kawan2nya. Namun ngapain pula saya musti repot-repot memikirkan kesehatan anak orang lain, sementara mereka sama sekali tidak mau memikirkan kesehatan anak saya?.
Depok, 13 September 2013
menarik, di tempat saya kuliah dulu, ada sekolah internasional untuk anak-anak mahasiswa atau dosen. Di bagian baby day care nya, hal-hal seperti ini sangat diperhatikan. Sudah menjadi kebijakan sekolah untuk tidak mengizinkan anak yang sedang sakit untuk masuk sekolah. Jika ditemukan sedang pilek atau batuk, orang tua akan dipanggil dan siswa dipulangkan dan diminta absen selama tiga hari ke depan. Dan jika setelah tiga hari belum sembuh benar, sebaiknya tidak nekat masuk sekolah karena jika ketahuan masih pilek, hal yang sama akan berulang, tiga hari lagi tidak diijinkan masuk… Agak sulit memang apalagi untuk orang tua yang sehari-hairnya bekerja di kantor karena harus ikut absen jika anaknya sakit…Tapi tentu sangat nyaman karena tidak merugikan yang lain… 🙂 semoga yang lain segera sadar…