Pertama kali datang reuni akbar Temu Kangen Kagama 2010, kesan saya super bete. Tak ada yang kenal, kesana kemari, lantang luntung seperti orang hilang. Saat itu datang bersama seorang sahabat. Di sana hanya bertemu satu sahabat yang lain, lalu berpisah. Kembali sendiri, dalam keramaian merasa sunyi, lalu pulang sambil gigit jari.
Ada beberapa orang terkenal yang saya pun tidak tahu caranya menyapa, kecuali Ikang Fauzi dan salah seorang artis. Itupun karena untuk kepentingan liputan. Rasanya saya pulang dengan tekad, saya tak ingin datang reuni lagi! Kapook. Kalau ada teman yang enggan mengikuti acara reuni kampus karena memiliki asumsi acara bakal bikin bete, penuh basa basi, dan semacamnya, saya bisa paham. Padahal, kalau tahu caranya, sebenarnya tidak bikin bete lho.
Lalu, saya kenal komunitas Kagama Virtual (teman-teman alumni yang banyak dipertemukan di dunia virtual). Selanjutnya disingkat Kavier/KV. Komunitas ini saya temukan di grup Facebook, mailing list, dan grup BBM. Selanjutnya, saya terima undangan reuni Donor Darah di MM UGM, Jakarta. Sepertinya di situlah saya mulai merasakan sedang menemukan “keluarga” baru. Berikutnya, Mei 2012 ada kegiatan Fotografi ke Kepulauan Seribu, dibuka pendaftaran terbatas untuk 30an alumni. Saya ikut. Di sanalah saya merasa ada perbedaan signifikan. Saya merasa benar-benar menemukan keluarga baru, atau semacam sodara lama yang terpisah, lalu kembali bertemu. Reuni kali itu berhasil meninggalkan kesan terbaik di ingatan saya. Terima kasih Tongfaaang. Eh.
Selanjutnya tak terhitung lagi, entah berapa kali saya ikut kopdar Kagama Virtual. Malah jadi ketagihan kopdar. Mulai dari nongkrong ngopi, nonton pameran, kuliner, hingga karaokean. Lhoh kopdar kok isinya malah main? Hidup bukan melulu untuk meribetkan pemahaman yang berbeda (seperti di grup FB akhir-akhir ini), ada banyak cara untuk mencapai kebersamaan. Yang berbeda tidak perlu diperuncing. Dari acara-acara santai seperti ngopi-lah saya menemukan teman-teman alumni yang kemudian menjadi layaknya sodara.
Acara kopdar bukan hanya duduk manis, nonton orang ngisi sambutan ini itu, lalu menyimak pertunjukan di panggung. Namun, juga ada kegiatan yang manfaatnya lebih nyata seperti menanam pohon di Lereng Merapi, Lava Tour, melepas penyu di pantai, berburu objek fotografi, galang dana beasiswa untuk adik-adik UGM, ataupun pendampingan anak jalanan. Bahkan, kami pernah naik kereta rame-rame sebanyak 88 orang, serentak dari Stasiun Gambir menuju Jogja demi menyelamatkan lereng Merapi. Jiaaaah!
Untuk acara Temu Kangen kagama DKI, memang diadakan setahun sekali. Namun, untuk reuni/kopdar/ngumpul-ngumpul KV hampir tiap bulan ada saja agenda pertemuan. Nah, pertemuan-pertemuan seperti ini yang membuat alumni saling menemukan rasa kekeluargaan. Kalau tertarik ikut kegiatan-kegiatan KV atau ingin menemukan ‘sodara lama’, seringlah tengok grup KV di FB, atau mlipir ke salah satu teman yang aktif berkegiatan, nanti dikasih tahu kalau ada acara-acara kopdar. 😉
Tahun lalu, ada lomba joget dalam acara tahunan Temu Kangen 2012 di Ancol. Kagama Virtual berhasil juara II. Mereka menampilkan joget kuda jingkrak Gangnam Style. Saat itu joget Gangnam sedang ngetren. Saya pun ikut, bahkan teman-teman latihan di tempat saya satu hari sebelumnya.
Tahun ini sedang ngetren Joget Cesar, jadi dalam acara Temu Kangen 2013 diadakan lomba joget tersebut. Teman-teman KV ikut lagi, kali ini juara III. Kali ini saya tidak ikut. Sebelumnya saya dinasehatin teman agar jangan ikut. Kenapa? Soalnya ntar kalau ada yang naksir saya, batal pedekate. :D. Joget saya fals, malu-maluin ajah. Atau, kalau ada calon mertua yang hadir, ntar batal menjadikan menantu. Hm, betul juga ya. Baiklah, saya tidak akan ikut Joget Cesar! Tapi oh tapi, musiknya itu memanggil-manggil buat joget, seolah mengatakan, kalau tertarik joget, apa salahnya gabung. Jadi, pada akhir acara, saya ikut joget dangdutan meski gerakan tetap fals. Bikin calon mertua yang lihat jadi mikir-mikir? Bodo amat! :p
Saat reuni terbaru itu tentu saja saya tak bete lagi. Kesana-kemari, saya bisa menyapa orang. Menyapa yang akrab, yang kenal, yang agak kenal, yang kenal di dunia virtual, hingga mencoba kenal dengan orang baru. Menyapa siapa saja yang bahkan sepertinya lupa sama saya. “Halo Mas, Mba, Pak, Bu, saya L…, kita pernah ketemu saat kopdar di bla bla.” Lhoh kok jadi sok akrab? Ya nggak lah. Mereka pun menyambut baik sapaan saya. Saya yakin siapa pun yang di sana, pasti juga ingin disapa dan menyapa orang lain.
Ada saatnya kita merayakan kebahagiaan, ada saatnya kita serius mengerjakan hal-hal penting yang lain. Dan yang sangat berharga adalah terjalinnya hubungan yang baik dan kebersamaan yang hangat dengan teman-teman. Mekaten.
~ L~
Depok, 22 Oktober 2013.
tulisan nya sangat hangat..saya yakin orangnya juga.
salam kenal dan siapa tahu akan bertemu di event KAGAMA atau KV
semangat bersaudara menyemarakkan dunia 🙂
Terima kasih Mba Anastesya, salam kenal. iya, semoga suatu saat pas reuni Kagama ataupun Kopdar KV kita ketemu ya. 🙂