Perlukah menguasai bahasa Inggris dengan baik?

Perlukah menguasai bahasa Inggris dengan baik?

Beberapa tahun yang lalu, saya berdiskusi dengan teman kantor saya di Talisman (OK) mengenai penguasaan bahasa Inggris. Menurutnya, kalau saya mau bekerja di luar negeri seperti petronas, aramco atau perusahaan lain di mid-east, saya perlu meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisku, sementara kalau tetap di Indonesia perlu ndak perlu. Dan seperti sudah …sama-sama diketahui, saya bekerja di perusahaan yang sekarang, dimana bahasa Inggris digunakana dalam surat menyurat, administrasi, pertemuan resmi dan berbicara dengan expatriate. Sayangnya perbincangan sehari-hari menggunakan bahasa Jawa, Minang atau bahasa (indonesia) yang membuatku tidak terpaksa meningkatkan kemampuan Bahasa Inggrisku.

Dengan kemampuan bahasa Inggris yang ala kadarnya, beberapa kali saya terbentur pada realitas yang kurang menyenangkan. Pertama ketika saya berganti direct supervisor menjadi orang expat yang memaksa saya harus mengimprove kemampuan komunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Pengalaman berkomunikasi dengan native dalam dunia kerja, ternyata meningkatkan kemampuan dan kepedean menggunakan bahasa Inggris, mungkin kaena mereka sabar dan mengapresiasi usaha kita yang bahasa ibunya bukan itu.

Benturan berikutnya, yang membuatku harap-harap cemas adalah persyaratan masuk magister petroleum geoscience yang mensyaratkan nilai toefl tertentu. Hal ini membuat saya blingsatan dan melakukan beberapa usaha antara lain mengikuti test toefl di lembaga bahasa ugm tanpa persiapan, memborong buku-buku toefl, latihan toefl dengan audio visual dan mengikuti les trik-trik mengerjakan toefl yang diasuh oleh istri teman kantor. Hasil dari usaha itu tidak sia-sia, meskipun tidak bisa dibilang bagus, hanya sekedar memenuhi syarat masuk S2, dan nilainya sama dengan hasil di lembaga bahasa ugm.

Ternyata, benturan belum juga usai, karena ketika kuliah sambil kerja, hampir semua bahan kuliah dan literatur menggunakan bahasa Inggris, juga bahan-bahan tugas. Saya sangat terbantu dengan kemudahan mendapatkan paper yang difasilitasi kantor, dan tentu saja google translate. Meskipun google translate jauh dari memadai hasilnya, namun cukup membantu ketika mentranslate soft copy paper-paper. Seiring dengan perjalanan waktu, kemampuan membaca paper aslipun meningkat, dan tugas-tugas pun jadi mudah dikerjakan.

Hari-hari ini, ketika berinteraksi dengan native yang menggunakan bahasa Inggris, saya punya waktu untuk melihat kenapa benturan-benturan itu terjadi. Secara alamiah kemampuan bahasa saya tidak jelek-jelek amat, bahkan bisa di katakan bagus, sampai semester 1 kelas 3 smp nilai bahasa Inggrisku 9 di rapor. Namun semenjak kelas 3 sampai lulus kuliah kemampuan bahasa Inggrisku dibilang pas-pasan.

Kemungkinan, salah satu penyebab kemampuan bahasaku yang pas-pasan disebabkan mental blocking yang terjadi sewaktu SMP tadi, sehingga saya menganggap bahasa inggris itu susah (dan memang susah). Mental blocking itu juga menyebabkan saya kurang confident menggunakan bahasa inggris sehingga lebih banyak pasif meskipun mengerti. Sebab yang lain ya kemalasanku untuk belajar dan tiadanya prasarana yang memadai. Dan untungnya, dengan kemampuanku yang pas-pasan, saya masih bisa bertahan di dunia kerja.

Yang mungkin perlu dipersiapkan, adalah kemampuan generasi penerusku, anak-anakku, yang akan berkompetisi di dunia yang lebih kompetitif. Mudah-mudahan kami tidak salah langkah dalam mempersiapkannya. Mudah-mudahan begitu pula dengan Anda.

Houston, 21 September 2011

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s