Deluge Art Performance: Sebuah Catatan Ring 2

Deluge Art Performance: Sebuah Catatan Ring 2

By Eka Priastana Putra

Ada alasan mengapa saya gunakan judul di atas:

  • Saya tidak full time mengikuti workshop.
  • Saya tidak terlibat secara langsung dalam produksi dan pementasan.

 

Deluge Art Performance sabtu lalu terlaksana atas kerja sama Insist Book dan partisipasi kawan-kawan KaVir. Sungguh tak dinyana mengingat beberapa hal merupakan anomali:

  • Tidak ada ‘kompensasi’ langsung dari acara ini.
  • Tidak ada art domination yang ditampilkan tapi interdesciplinary art – dan ini lebih sulit.
  • Tidak ada pemeran utama maupun pemeran pembantu.
  • Tidak ada pesan politis sama sekali.

 

Materi pementasan yang ‘hanya’ bagaimana reaksi seseorang terhadap hal yang terjadi secara mendadak dan tidak diharapkan justru mengungkap poin-poin penting dalam diskusi, bahwa dalam diri seorang ‘korban kehilangan’ terdapat:

  • Reaksi mekanis (Ratih Puspasari).
  • ‘Perang dingin’ antara emosi dan logika (Ary Lesmana & Jans Hendry).
  • Perioda recovery (Any Re & Bintang Bibien Wisnuwardani).
  • Perasaan ‘kalah’ sekaligus harapan (Bambang N. Karim)
  • Masa mengambang (Wahyu W. Basjir & Nuniek Faried).
  • Perioda hilang kesadaran sesaat (Opey Dapet).
  • Tak ada yang menyinggung Tuhan dalam diskusi – diam-diam semua sepakat Tuhan bersifatgiffen, take for granted dan default.

 

Semua poin penting tersebut terwinzip dalam pementasan berdurasi 30 menit. Interpretasi bebas setiap pemain memberikan pelajaran tersirat: bagaimana adaptasi dilakukan terhadap performer lain, bagaimana respect dan emphaty yang fit diberikan terhadap ‘korban’, bagaimana reaksi berantai yang mungkin (diharapkan) terjadi – on the stage semua message contentnya adalah tentang orang lain.

 

Manakala semua hal adalah tentang orang lain ‘…adakah yang perlu diresahkan?’ Bukankah hirarki teori mbah Maslow justru tak lagi relevan? Sekali lagi selamat untuk semua kru yang terlibat….. ~!@#$%^&*()_+ (epigram)

KOPDAR “DAPET’ : Aku owk…. Yogya, 28 Agst – 1 Sept 2012

KOPDAR “DAPET’ : Aku owk…. Yogya, 28 Agst – 1 Sept 2012

By Bintang Bibien Wisnuwardhani

“Aku owk..” memiliki arti yang kurang lebih sama seperti “Gue neh..” atau dalam bahasa 4l4y “Secara guwe gitu loh..”, tapi dalam konteks ini bukanlah sebuah upaya menyombongkan diri, melainkan sebagai dorongan/motivasi terhadap diri sendiri bahwa kita bisa dan mampu melakukan/meraih sesuatu jika kita mau berusaha.

Kata tersebut diucapkan kang Puthut dalam latihan terakhir sebelum pementasan dimana beliaunya secara tiba-tiba ditodong untuk ikut terlibat, hanya sempat ikut di latihan terakhir kurang dari 2 jam sebelum pementasan, and he made it..!

 

Kopdar ini diawali dengan tawaran kang BNK untuk berbagi ilmu melalui workshop selama 3 hari (28–30 Agst 2012) di kampus Perdikan INSIST, Jl. Kaliurang Km 18, Sleman. Beberapa orang menyediakan diri untuk menjadi peserta. Pengennya sekedar menambah pengetahuan, eh..  ternyata harus menunjukkan hasil belajar dalam bentuk art performance… Jadilah Ratih terpaksa membatakan kencan dengan Ari Lasso di JW Marriot Surabaya… :-p

 

Hari 1-3, 28 – 30 Agustus 2012

3 hari yang penuh dengan sharing, empathy, belajar art performance, mengenal digital art, mengenali lingkungan, merasakan sekeliling (inner space & outer space), mengolah tubuh (ketahuan deh yang gak pernah menggerakkan tubuh.. hehehe…), bermain “karet gelang”, exploring what you feel about something that happened suddenly in your life, getting to know each other more, merasakan sebagai satu keluarga yang saling mendukung dan saling menguatkan… tentu saja diselingi dengan diskusi ala KV yang membahas tentang nasionalisme, baju KORPRI, PNS, keuangan negara, pendidikan, keluarga, kesehatan, HIV/AIDS, de-el-el…

Begitu kuatnya penyatuan perasaan, sampai-sampai  ketika di hari ketiga nyaris semua peserta membawa makanan untuk dimakan bersama, di hari kelima tidak ada yang membawa makanan… Tanpa perjanjian sebelumnya. Ketularan Sehati dari mas Eshape neh ceritanya… 😀

 

Hari ke-4, 31 Agustus 2012,

Diisi dengan pesta 100 pempek dari Jambi yang dibawa Sari & Iir. Aku datang terlambat jadi gak punya banyak cerita dari moment ini kecuali bahwa kumis kang WWB memang ampuh, gak ada anak2 yang gak luluh dalam rayuannya… :-p

 

Hari ke-5, 1 September 2012

Siap atau gak, bisa ato gak, life goes on…

Kang Puthut yang berniat sekedar nonton malah ditodong jadi pemeran… 😀

 

Doa bersama mengulang latihan terakhir, dan….

Pementasan dibuka dengan penjelasan dar kang BNK tentang judul pementasan ini “AIR BAH / BANJIR BANDANG”.

 

Ketika sesuatu menerpa dirimu secara tiba-tiba, apa yang kamu rasakan, apa yang kamu lakukan?

Diawali dengan penampilan Opee membaca narasi pengantar pementasan ini, di akhir pembacaan puisi Opey terbaring, kemudian masuk Ary menari.

Selesai adegan Ary & Opey, Antok ARIL membawakan puisi Sitor Situmorang, disambung duet mas Andrianto & mbak Any Re dan Canon girls: mbak Nunik, Ratih, Milona & me membawakan karya Jalaluddin Rumi.

Berikutnya ketika para Canon girls terkapar, Milona menari bersama kang Puthut,saat kang Puthut keluar panggung Ona terkapar.

masuk kembali Ary & Opey menari dan menaburkan tepung (putih semua deh…)

Lanjut dengan penampilan kang Puthut, juga membawakan karya Rumi, membangunkan mereka yang terkapar.

Pementasan ditutup duet penari Ary & Ratih diiringi lagu “Ruby Tuesday”-nya The Rolling Stones yang dibawakan oleh Franco Battiato.

 

Sebagai catatan,semua pemeran yang tampil dalam pementasan ini belum pernah punya pengalaman pentas sebagai performer dalam art performance.

 

Terima kasih sudah memberi kesempatan untuk belajar, melihat, mendengar, merasakan & berkarya…

 

Mohon maaf dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman2 Setrajana yang mengikhlaskan kang Puthut Gambul untuk diculik selama +- 3 jam untuk mendukung pementasan ini.

 

Masih terngiang di telinga, “When you change with every new day, still I’m gonna miss you…”

 

Foto-foto bisa dilihat di link: http://www.facebook.com/media/set/?set=a.10151400994967538.576479.837132537&type=1

http://www.facebook.com/media/set/?set=oa.465638996801454&type=1

Kagama Virtual Besar dari Warung ke Warung

Mungkin 3 tahun yang lalu, komunitas ini belum lah terbentuk, hanya sebatas kelompok kecil saja yang mungkin sudah ada. Nah ternyata dalam perkembangannya bisa menjadi sebuah komunitas virtual yang sangat besar seperti saat ini. Komunitas Virtual ini, lahir dan besar dari warung ke warung. Ironis? Entahlah, namun memang kenyataannya, bahwa Kagama Virtual itu memang terbentuk dan bisa membesar karena dari pertemuan-pertemuan diwarung ini. Bahkan sampai saat ini, warung2 yang ada di penjuru pelosok negeri telah berhasil mempertemukan banyak alumni dari berbagai angkatan dan periode.

 
“berfoto bersama”
+++
Syawalan 2012 telah dilakasanankan beberapa waktu yang lalu di Joglo Mlati Yogyakarta. Secara keseluruhan ada sekitar 100 an orang yang bersedia meluangkan waktu nya untuk menghadiri acara ini, termasuk mas Anies Baswedan dan Prof BWS selaku sekjen dari PP Kagama. Sekali lagi, acara ini dilaksanakan di warung, walaupun demikian suasana rumah masih bisa didapatkan di tempat ini.

Acara Syawalan yang direncanakan dimulai pukul 11.00 baru dibuka secara resmi  jam 12.00 oleh MC mas Eko Eshape serta kang Wahyu WB. Breaking ice pun dilakukan dengan sangat meriah dan menyenangkan, permainan sederhana itu telah membuat suasana lebih cair dan menarik. Adapaun secara keseluruhan acara hari kamis itu ialah sebagai berikut ini:

1. Mas Haris Yunanto, menceritakan tentang kegiatan peringatan Mengenang Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, gathering fotografi Pulau Rambut, dan rencana gathering di HPKKH (Hutan Pendidikan Konservasi Koesnadi Hardjasoemantri) tanggal 8-9 Desember di Yogyakarta.

“mas Haris dan mas Eshape”

2. Komo Sulastama Raharja, menceritakan tentang beasiswa untuk mahasiswa UGM melalui iuran Rp. 50.000,- per bulan ke rekening BCA a/n Eko Sutrisno Hadi Purnomo Ir – BCA 5530247734 – KCP Otista dan rekening Mandiri a/n SULASTAMA RAHARJA S.T. . KAGAMA VIRTUAL , 108-00-1124743-5, Bank MANDIRI Cabang Duri CALTEX. Tahun lalu telah diberikan beasiswa bagi 16 mahasiswa dari berbagai fakultas dan tahun ini direncanakan naik menjadi 23 mahasiswa. Diharapkan jumlah ini akan dapat terus bertambah setiap tahun.

“mas Komo”

3. Indarto En, menceritakan kegiatan fundraising Kagama melalui pembuatan t-shirt dan backpack, dimana keuntungan yang didapatkan disumbangkan untuk menambah kas dana beasiswa.

4. Tri H Sulistiyo, menceritakan tentang terbentuknya Kagamavirtual berikut semua link-nya (mailing list, facebook group, twitter, blog, linked-in)

 
“ths”
Selain itu ada juga testimoni dari teman2 yang sudah turut menyemarakkan suasana dunia virtual, seperti mas BNK, mas Eka, mas Anung dll. Dan yang terakhir namun bisa memberikan sebuah semangat yang luar biasa ialah adanya sambutan sepatah kalimat dari mas Anies Baswedan. Inti yang dapat saya tangkap ialah, bahwa beliau sangat mengapresiasi kegiatan teman2 kagama virtual ini, dan konsep ini seiring dan sejalan dengan Prof Koesnadi, karena sudah melakukan banyak hal yang menjadi sebuah break through yang sangat luar biasa, bahkan mungkin alumni dari universitas lain jarang yang melakukan hal seperti ini.
“mas Anies”
“mas Bambang N Karim”
 
Mungkin memang banyak mimpi yang ingin diwujudkan, tidak hanya sebatas sharing ide serta mentah dalam pelaksanaan. Dikarenakan jika terlalu banyak konsep tanpa ada aksi nyata sama aja Nol besar (jalan ditempat). Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melakukan sebuah perbincangan ringan dengan kakak kelas saya TM 80, dan kegalauan beliau itu sama, yaitu ketika ada munas besar seperti yang terjadi di Hotel Niko, namun ya sebatas itu saja, tidak ada tindak lanjut lagi, mentah dan hilang entah kemana.
Semoga, walaupun Kagama Virtual ini terbangun dan terkumpul dari warung ke warung, semoga bisa menghasilkan lebih banyak lagi tindakan nyata di masa yang akan datang 🙂 2282x
“ramai dan membaur”
“duo em-ci”
“hmmm”
“us as kagama virtual”
Foto: Nur Hatta Luqman Sidiq, Haris Yunant
artikel: Bintang Wisnu, Tri H Sulistiyo

Laporan Syawalan Kagama Virtual Yogyakarta

LAPORAN SYAWALAN KAGAMAVIRTUAL
Joglo Mlati, Rabu 23 Agustus 2012 11.00 – 16.00
oleh:  Bintang Bibien Wisnuwardhani

Acara Syawalan yang direncanakan dimulai pukul 11.00 baru dibuka secara resmi jam 12.00 oleh MC mas Eko Eshape. Diawali dengan makan siang, sholat, dilanjutkan dengan sharing yang diisi oleh:
Mas Haris Yunanto, menceritakan tentang kegiatan peringatan Mengenang Prof. Koesnadi Hardjasoemantri, gathering fotografi Pulau Rambut, dan rencana gathering di HPKKH (Hutan Pendidikan Konservasi Koesnadi Hardjasoemantri) tanggal 8-9 Desember di Yogyakarta.
Komo Sulastama Raharja, menceritakan tentang beasiswa untuk mahasiswa UGM melalui iuran Rp. 50.000,- per bulan ke rekening BCA a/n Eko Sutrisno Hadi Purnomo Ir – BCA 5530247734 – KCP Otista dan rekening Mandiri a/n SULASTAMA RAHARJA S.T. . KAGAMA VIRTUAL , 108-00-1124743-5, Bank MANDIRI Cabang Duri CALTEX. Tahun lalu telah diberikan beasiswa bagi 16 mahasiswa dari berbagai fakultas dan tahun ini direncanakan naik menjadi 23 mahasiswa. Diharapkan jumlah ini akan dapat terus bertambah setiap tahun.
Indarto En, menceritakan kegiatan fundraising Kagama melalui pembuatan t-shirt dan backpack, dimana keuntungan yang didapatkan disumbangkan untuk menambah kas dana beasiswa.
Tri H Sulistiyo, menceritakan tentang terbentuknya Kagamavirtual berikut semua link-nya (mailing list, facebook group, twitter, blog, linked-in)

Acara diselingi dengan permainan yang dipandu mas Eshape dan kang Wahyu W. Basjir, dilanjutkan dengan kesan2 tentang Kagamavirtual antara lain dari kang Bambang N Karim yang menyebut KV sebagai kelompok yang amazing, dengan penghuni yang pintar2 dan selalu mau berbagi, sementara mas Anies Baswedan memberikan apresiasi bahwa KV sebagai komunitas yang terbentuk di dunia virtual mampu mewujudkan ide2 menjadi sebuah aktivitas bersama yang bermanfaat bagi lingkungan di dunia nyata.
Pertemuan ini lebih terasa seperti pertemuan trah dibandingkan reuni, terlihat dari suasana kekeluargaan yang muncul diantara para peserta.
Untuk acara gathering tanggal 8-9 Desember 2012 di Yogyakarta, akan dikoordinir oleh mbak Eka Sri dan Ratih Puspasari.

Berikut daftar peserta yang hadir (semoga tidak ada yang terlewatkan):

FAKULTAS BIOLOGI
Adi Mustika
Aroem Naroeni
Destina Kawanti
Kristina Retno Palupi

FAKULTAS EKONOMI
Anies Baswedan
Bambang N Karim
Darra Irawati
Eka Priastana
Farid
Irawati Palupi Dewi
Ratih Puspasari
Syukriy Abdullah
Wahyu W Basjir

FAKULTAS FILSAFAT
Arief Andrianto

FAKULTAS GEOGRAFI
Deny P Sambodo
Nunik Farid

FAKULTAS HUKUM
Haris Yunanto
Norma Sari Wardhani

FAKULTAS ISIPOL
Agus Dwi Praptana
Eka Sri
Megandaru Kawuryan
Nawa M “Bagas Saskara”
Novri Susan W
Sopril Amir
Tisna Surya Adi P

FAKULTAS KEDOKTERAN
Rini Maya Puspita
Ulli

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
Verra Veronica
Haryadi Sudirman

FAKULTAS KEHUTANAN
Dicky Iswandaru
Maulana Muhammad
Zain Noor Rahman

FAKULTAS PERTANIAN
Indarto
Niken Novianty R

FAKULTAS PSIKOLOGI
Adi Mardianto
Bintang Wisnuwardhani
Ferry Farhati
Nurahman D S
Ratna Widiastuti
Susi Gustini
Syarief Budiman
Umi Gita
Yayuk Sommeng

FAKULTAS TEKNIK
Albert Pratama
Budi Noryanto
Budi Wignyosukarto
Eko SHP
Iwan Hermawan
Jans Hendry
Jentot Mardianto
Krisma P
Nunung W
Nur Cahyo Probo
Nur Hatta Luqman Sidik
Nurcahya P
Rizky Arianto
Sudarmaji Gojis
Sulastama Raharja
Susilo
Tri H Sulistiyo
Wisnuadhi Susatyo

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
Rini Yanti

FAKULTAS ….. (hihihi…. Reporternya kekurangan data 😀 )
Widhi Widayanto

Tercatat 59 alumni (semoga tidak ada yang terlewatkan), ditambah keluarganya seluruhnya menjadi 93 peserta.
Kontribusi peserta yang terkumpul dalam pertemuan ini sebesar total Rp 4.405.000,- dikurangi biaya konsumsi Rp 3.487.500,- masih tersisa Rp 917.500,- untuk dimasukkan sebagai tambahan dana beasiswa KAGAMA.
Acara ditutup menjelang pukul 16.00 dengan foto bersama (sayangnya kurang lengkap karena banyak yang sudah mendahului pulang untuk menghadiri acara di tempat lain) dan saling bersalaman diantara para peserta.

Terima kasih atas kesediaan rekan-rekan untuk hadir dan berbagi, semoga kebersamaan ini akan menambah erat persaudaraan diantara sesama kita sebagai Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada. Mohon maaf jika laporan kali ini kurang lengkap karena reporternya tidak mengikuti acara secara keseluruhan. 😀

Special thanks untuk :
mas Eka Priastana yang sudah memesankan tempat di Joglo Mlati
Krisma P yang melakukan pendataan peserta
Aroem Naroeni yang membantu mengumpulkan kontribusi peserta
Nur Hatta Luqman S yang mengabadikan momen2 kebersamaan
Pak Budi Wignyosukarto yang menyempatkan mampir meski harus segera menghadiri rapat, mohon maaf tidak sempat menyambut.

Selamat Idul Fitri 1433 H… Mohon maaf lahir batin bagi semua anggota Kagamavirtual
Taqabbalallaahu minna wa minkum, shiyamanaa wa shiyamakum, minal aidin wal faidzin…
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan menjadikan kita manusia yang lebih baik untuk kehidupan selanjutnya. Aamiin

LAPORAN BUKBER KAGAMAVIRTUAL YOGYA, Minggu 29 Juli 2012

LAPORAN BUKBER KAGAMAVIRTUAL YOGYA, Minggu 29 Juli 2012

oleh: Bintang Bibien Wisnuwardhani

Minggu sore di kampung Taman, Patehan, Yogyakarta….

Ferry Iskandar datang fullteam dengan krucil2-nya. Menyusul kemudian Badhak Bagas Saskara, juga bersama para krucil. Rumah mbak Pipin memang sehari-hari digunakan untuk PAUD Teratai, jadi selalu ada tempat untuk anak2. Belum lagi halaman yang dipenuhi dengan tanaman perindang, beberapa diantaranya tanaman langka seperti: kepel, mundu, matoa, sampai tanaman cabe puyang yang merambat di dinding pagar, suasana asri begitu terasa. Interior rumah mbak Pipin ini klo menurut kang Bambang N Karim seperti di hotel (atau interior hotel jaman sekarang meniru rumah jaman dulu ya?), so exotic.

Sebenarnya kopdar kali ini direncanakan mulai pukul 15.30 sampai pukul 19.30. Tetapi dikarenakan ngabuburit menyusuri kampong Cyber tempat mbak Pipin tinggal (kaya’nya dulu mbak Pipin pernah cerita kalo di kampungnya ini undangan pertemuan pun disampaikan melalui internet 😀 ) yang cuma selangkah dari Taman Sari Water Castle, jadi baru berkumpul di tempat pertemuan menjelang beduk maghrib, dan saking asyiknya diskusi non virtual tamu terakhir pulang dari rumah mbak Pipin sudah menjelang jam 22, hehehe…. Maaf ya Mbak…

Acara hunting foto mungkin bisa diwakili ceritanya oleh mas Eka Priastana, mas Eko Eshape dan Badhak.

Sementara acara hunting kuliner di Kauman bisa diceritakan oleh mbak Nunik Farid.

Karena kopdar selalu berkonsep “Empowering ourselves” alias bayar sendiri2, maka sejalan dengan itu peserta diminta untuk membawa makanan berbuka puasa, untuk dimakan bersama2. Alhasil menu yang tersaji di meja menjadi:

  • Minuman: wedang secang, beras kencur, es sirup, minuman bersoda
  • Snack/camilan, klethikan: agar2, kicak (klo di Kauman biasanya cuma ada saat bulan puasa), pastel, lemper, sangga buwana (ini makanan pembuka –appetizer- saat resepsi dimana tamu undangan duduk dan dilayani oleh para pramusaji, bentuknya sus isi daging ayam dengan saus mayonnaise dan acar timun), tahu-tempe-gembus bacem, kripik salak, jenang salak, gethuk goreng, ampyang coklat (sole distributor mas Antok), rainbow cake specially made by nyonya Badhak,
  • Hidangan utama: pecel (dengan kenikir, kecipir dan kembang turi), nasi kucing, pepes jamur, pepes teri  (malah lebih banyak camilannya ya? :-p)
  • Buah2an: jeruk, salak, kelengkeng.

Selain itu juga ada penjualan merchandise KV, paling banyak terjual kaos KKN, yang kata mas Gojis “Ini XL ukuran remaja, sexy banget”. (Lhah, emang bukan remaja lagi ya Mas? :-p )

Special guest mbak Darra, yang meski harus menggunakan penopang tulang belakang dan tongkat untuk mobilitasnya, tetap semangat untuk berbagi tentang keprihatinan terhadap pendidikan anak2 kita (mulai dari SD sampai yang sudah masuk kuliah).

Oh ya, kopdar kali ini (klo catatanku gak keliru) diikuti 17 member KV, plus pasukannya (belum termasuk pasukan mbak Pipin) total 24 orang.

Terima kasih buanyak buanget buat mbak Pipin yang di sela2 kesibukannya masih menyediakan diri & tempat di rumahnya untuk bisa berkumpul teman2 KV di Yogya.

Semoga kopdar next time lebih banyak lagi yang bisa bergabung.

Kopdar Omah Lodhong : KV Jogja, 7 April 2012

Mas Dodi sudah nunggu di ruang depan warung “Omah Lodhong” Jogja ketika aku masuk. Kami bersalaman sejenak dan kemudian sudah asyik membahas kambing ETTAWA. Aku baru ngeh kalau kambing itu terlihat sama saja bagiku tetapi terlihat berbeda di mata mas Dodi. Mulai dari bentuk wajahnya, perawakannya, tanduknya sampai ke kupingnya semua punya ciri khas masing-masing.

Cerita tidak berhenti sampai di situ, ternyata ada juga cerita tentang bekam, tentang berbagai obat herbal. Ada sembilan macam obat herbal kalau aku tidka salah ingat, dengan nama khas masing-masing.

“Yang obat pengecil perut itu, mungkin tidak manjur mas atau kurang menarik untuk diiklankan”

“Mengapa?”

“Soalnya yang iklan perutnya gendut!”

kopdar omah lodong (6)

Derai tawa selalu mengiringi setiap kita membahas suatu topik. Sebuah topik yang berat sekalipun selalu ada jeda untuk tertawa bersama, apalagi kalau topik tentang hal yang remeh temeh.

“Ada seorang teman yang tidak suka jengkol, tetapi ternyata dia asyik ngabisin keripik jengkol karena tidak tahu bahwa yang dia makan adalah keripik jengkol”

“Mbak AR itu orang lurus banget lho, sayang tidak bisa gabung di acara ini, kalau ada dia pasti acara ini bisa lebih seru deh !”

“Wah ini kopdar kok isinya makan melulu ya? Nanti yang diupload pasti makanan saja”

kopdar omah lodong (2)

Segala pembicaraan saling sahut menyahut di arena meja bundar Omah Lodhong. Kadang satu topik dibahas bersama, tapi kadang saling silang antara mereka yang berhadapan. Jadilah berbagai topik dibahas bersamaan di antara mereka yang berhadapan duduknya.

Suasana makin rame karena ada yang tidak bisa hadir dan ingin ngobrol dengan kita. Jadilah sebuah ponsel berkeliling di antara kita dan obrolan via telepon itu kadang terasa lucu karena kita hanya mendengar dari salah satu sisi pembicara saja. Kita hanya menebak apa yang diucapkan oleh lawan bicara di ujung telepon satunya.

“Eh foto dulu yuk mumpung masih lengkap”

Kalimat di atas tidak perlu diulang, begitu sang fotographer ambil posisi maka para aktris dan aktorpun langsung pasang action masing-masing. Selesai difoto langsung hasil fotonya diperlihatkan pada yang lain.

kopdar omah lodong (5)

“Wah mas Wahyu kaosnya dipakai mas Eko tuh”

“Dijamin mas Wahyu panas hatinya lihat foto ini”

Belum puas foto duduk acara foto berdiripun dilanjutkan di ruang tengah. Ini memang acara wajib setiap kopdar, “narsis ebrjamaah”.

Tak terasa maghrib sudah berlalu dan acara harus diakhiri. Kopdar yang akan datang kelihatannya akan tidak bis ajauh dari makanan lagi.

“Kita bawa masing-masing dari rumah dan kita santap bersama di acara kopdar yang akan datang yuk”

Nah, ajakan menarik seperti ini pasti akan banyakpeminatnya. Kita tunggu saja acara kopdar yang akan datang. Tentu dengan peserta yang sudah makin saling mengenal dan acara yang lebih terfokus.

“Aku usul tema yang akan datang adalah cerita tentang sembilan obat herbal dan setelah itu baru dilanjutkan acara ngobrol ngalor ngidul”

Tunggu berita dari mbak Bibien untuk kopdar yang akan datang. Yang jelas warung blogger Mie sehati sudah menyiapkan tempat pelatihan mie sehati sebagai ajang pertemuan yang akan datang.

Sampai ketemu lagi salam sehati buat semua.

kopdar omah lodong (1)

+++

Foto lainnya ada disini

Kagama Financing: Membumikan Virtualitas

Kagama Financing: Membumikan Virtualitas

Tanggal 26 Desember 2011 tempo hari, KV Jogja melakukan Kopdar lagi di Rumah Pohon Jetis. Sebagian pendatang adalah aktivis kopdar, sebagian lagi wajah-wajah baru. Setelah perkenalan singkat (dan pengumuman mariednya Ruri), dilanjutkan dengan sosialisasi program KV. Dengan master cuap-cuap mas @Nur Priyo Nugroho dan mbak @Bintang `Bibien` Wisnu Wardani, KV mensosialisasikan program beasiswa. Beberapa poin yang sempat terekam adalah:

  1. Bisnis riil KV dengan komitmen penyisihan keuntungan untuk beasiswa.
  2. Modal dihimpun dengan saham dari anggota KAGAMA (atau Kvers dulu saja?) senilai misalnya @ Rp 500 ribu.
  3. Saat ini telah ada lini bisnis seperti kaos dan drive (isine opo to kui?), akan tetapi masih terbatas pada Kvers.
  4. Perlu ditempuh alternatif bisnis untuk mengakselerasi pengembangan dana.
  5. Masalahnya KV seperti OTB (monster?). Secara umum Kvers (mungkin) tidak mempersoalkan kelembagaan, tapi bagaimana dengan pihak lain yang berpeluang diajak bekerja sama?
  6. Diantara Kvers sendiri belum seluruhnya merasa nyaman dengan group KV. Meyakinkan sesama anggota juga merupakan agenda tersendiri, siapa yang akan mengawal perputaran uang (dalam arti legal formal?).

Memperhatikan, menimbang, mengingat poin-poin tersebut, bagaimana kalau KV disetting sebagai lembaga pembiayaan? Permasalahan di atas tidak mungkin dieliminasi, tapi sangat mungkin diminimalisir. Konkritnya kira-kira seperti ini:

  1. Setiap Kvers ikut berpartisipasi dan meyakinkan 1 orang saja untuk berpartisipasi. (Ctt: ketika saya coba hal ini, ternyata pertanyaannya kemudian siapa pengawalnya, bagaimana personalitynya, bagaimana komitmennya?).
  2. Akan terhimpun dana Rp 4,5 M (asumsi 4.500 Kvers + 4.500 partisipan @ Rp 500 ribu).
  3. Ada penjaga portal (tepatnya pegawai) yang ditugaskan untuk mengawal perputaran dana, tanpa bermaksud meragukan solidaritas sosial kawan-kawan Kvers tapi menurutku ini realistis. Ada ambang batas antara virtualitas dengan bisnis riil untuk menjembatani hal ini. Sebagaimana bisnis online tetap ada yang memantau di dunia maya dan mengawal di dunia nyata.
  4. Kvers dapat menggunakan dana ini sebagai modal bisnisnya dengan komitmen seperti poin di atas.
  5. Kalau bisnisnya kurang lancar (pengembalian tersendat-sendat) njuk piye? Jika hanya sanksi sosial, rasanya kurang majras! Mas Wahyu W. Basjir bilang ‘kuplukan karo gamisan we wis dingapuro! (berpeci dan bergamis aja sudah dimaafkan!).

Belum ada kesepakatan final. Agenda forum Kopdar Jogja dalam taraf sosialisasi. Pertemuanpun selesai karena ada kepentingan masing-masing. Saya percaya pasti ada jalan keluar untuk masalah satu ini. Kawan-kawan yang berkecimpung dalam financing punya solusi? ~!@#$%^&*()_+

Kopdar KV Jogja di restaurant Pendopo nDalem

Kopdar KV Jogja di restaurant Pendopo nDalem

oleh Eka Priastana Putra

 

Tanggal 14 Desember 2011 lalu, KV Jogja melakukan Kopdar di restaurant Pendopo nDalem. Restaurant ini berada di sebelah timur pasar Ngasem di bekas kampus Asdrafi.

 

Namanya restaurant, tapi jangan membayangkan bahwa restaurant ini seperti halnya restaurant pada umumnya. Kalau soal pelayan, tempat ini juga punya. Meja-meja dan bangku-bangku untuk menikmati sajian juga ada. Yang membedakan tempat ini dengan tempat lainnya adalah menunya: angkringan…Jogja banget gitu loh! KV cerdas sekali memilih tempat ini untuk Kopdar pertamanya di Jogja.

 

Saya ke sini atas ajakan sepupu saya (Sulastomo Raharjo) … bagaimana kalau kita sebut saja dengan bung Tomo? Soalnya dia juga pejuang yang baru saja mendapat penghargaan dari UGM tercinta atas concernnya di bidang pengembangan pendidikan. Satuju kawan-kawan KV ya!

 

Kami berdua datang bersama keluarga kami, termasuk anak-anak. Agak disayangkan, kegelisahan anak-anak setelah larut malam memaksa kami untuk mendahului pulang. Bukan masalah yang besar, mengingat pertemuan tersebut benar-benar berkesan.

 

Dapat dibayangkan, pada umumnya kami belum pernah ketemu langsung. Kedekatan kami ya lewat forum KV ini. Tapi Kopdar yang rupanya telah terancang dengan matang tersebut benar-benar ‘pas’. Saya tahu acara ini juga dari bung Tomo yang telah menghubungi saya sejak masih di Riau beberapa hari sebelumnya.

 

Umumnya yang datang adalah dari S1 berbagai fakultas. Mungkin satu-satunya yang dari D3 adalah saya (dari D3 Ekonomi). Dulu fakultas ini namanya FNE (Fakultas Non Gelar Ekonomi). Ketika itu fakultas saya diplesetkan menjadi Fakultas Nunut Ekonomi. Hal yang sangat wajar karena memang saat itu gedungnya numpang Fakultas Ekonomi. Jam pertama kami dimulai jam 14.00 WIB, sedangkan jam terakhir kami dimulai jam 19.00 WIB….senja ekonomi euy.

 

Sekarang D3 Ekonomi telah memiliki gedung sendiri di sebelah selatan masjid UGM. Apapun itu, tak menghalangi kami untuk menjalin hubungan sosial yang lebih erat satu dengan yang lain. Bahkan diantara kami ada yang menyatakan dengan gagah berani bahwa yang bersangkutan belum lulus. Dapat dikatakan bahwa pertemuan tersebut tak lagi virtual seperti namanya. Salam KV !

 

~!@#$%^&*()_+

Ketika Senja, Kami Bicara Emas

Siang itu-setelah menghadiri resepsi pernikahan salah satu anggota keluarga Kagama Virtual yaitu Mas Valdi,beberapa dari kami memutuskan tuk menuju Foodfest di jalan kaliurang dan kembali bicara. Ya,sebuah pembicaraan yang penting namun bukan sebuah rahasia.

Kami bicara emas.

Mengapa emas? Bukan karena saat ini harga emas sedang tinggi ataupun kami tergila gila akan emas.

Kami hanya ingin belajar,mumpung ada rekan yang ahli dalam investasi akan emas sedang berkumpul. Mas Denny P. Sambodo dan Mas Anam Alhabsyi,itulah rekan yang sore itu menjelentrehkan ilmu dan pengalamannya tentang investasi emas.

Banyak hal menarik yang kami dapat. Dari apa tujuan kita membeli dan menyimpan emas, bagaimana bentuk fisik emas sampai dinar dan dirham yang berlaku di pasaran (mas denny dan mas anam sampai membawa dan memperlihatkan contohnya).

Kami juga belajar bagaimana dan dimana membeli emas,dinar dan dirham. Ada yang mungkin suka beli fisik langsung, ada yang mencicil dengan program KLM di BRI,ada yang gadai sampai deposito berjamin emas.

Ada hal yang menarik yang dipaparkan oleh mas Anam terkait dirham dan atau perak. Memang,saat ini perak masih undervalue. Namun, harga perak terhadap emas dari tahun ke tahun perbandingannya selalu mengecil sehingga bisa jadi sepuluh atau dua puluh tahun ke depan,memiliki perak atau dirham menjadi sangat menguntungkan.

Satu hal pula yang menjadi tambahan ilmu,ada keuntungan menyimpan dinar daripada emas batangan apabila kita sedang di luar negeri. Hal ini karna dinar mudah dikonversi pada timbangan emas international yaitu Tryoz (bener gak ya,tulisane?mohon koreksi). Jadi kalau lagi sekolah di London atau di Muenchen kayak Uda Ferizal, kemudian butuh uang,dengan pegang dinar bisa cepet ditukar. Tapi kalau pergaulan kita hanya di sekitaran Bantul apa Sleman ya simpanan emas batangan kita bisa langsung dijual.

Juga yang tidak kalah penting adalah bahwa untuk investasi emas atau dinar dan dirham ini, gunakanlah uang anda yang menganggur alias tidak digunakan untuk kebutuhan pokok. Tapi, kita juga bisa menabung sedikit demi sedikit untuk melakukan investasi ini.

Dan soal menabung,saya selalu teringat kata kata dosen saya yang mendalami psikologi ekonomi, Pak Rahmat Hidayat; intensi untuk menabung itu tidak berkorelasi positif dengan pendapatan. Belum tentu orang yang pendapatannya 10 juta bisa menabung sebanyak orang yang pendapatannya 2 juta.

Akhir kata,senja yang hangat itu memberikan sebuah energi positif. Bahwa semua orang bisa bicara emas dan berkebun emas.

Jogja, 5 september 2011
-gadis kecil dengan jutaan mimpi-

Peserta bicara emas;
Mas luq,mb eka,mas yasir,mas rizal,mas komo dan migit.

Reportase Syawalan Kagama Virtual di Jambon Resto Jogja

Reportase Syawalan Kagama Virtual di Jambon Resto Jogja

Sabtu,3 September 2011. Sebuah restoran bernama Jambon Resto menjadi saksi bagaimana balung balung Kagama Virtual yang terpisah pisah menyatu bersama.

Ada yang datang dari Jakarta. Ada yang datang dari Surabaya. Pekanbaru pun tak ketinggalan,walaupun acara ini bertajuk Kopdar Syawalan Kagama Virtual Mataram Raya.

Semua saling menyatu,berkenalan dan bercanda ria. Dari yang paling tua Mas Nugroho Rahmat (TE 75) sampai yang kinyis kinyis Migit (psikologi 2004). Dari yang masih single sampai yang bawa buntutnya (baca: anak).

Acara semakin meriah dengan dipandu oleh Kang Wahyu W. Basyir yang dengan kumis juga jambangnya berhasil menggaet hati lima wanita ayu sekaligus.

Tak lupa acara ini juga sebagai ajang pembuatan langkah nyata agar Kagama Virtual tak hanya tempat nongkrong. Muncullah up date berita beasiswa yang sudah diserahkan pada pihak rektorat. Berjalannya KLC di Jakarta dan Jogja. Juga berita dari sesama anggota yang merupakan satu keluarga.

Hal lucu pun terjadi ketika di akhir acara melakukan sesi foto bersama. Jembatan apung milik restoran tersebut sampai lepas drumnya karena tak kuat menanggung 35 orang peserta syawalan. Kericuhan terjadi karena jembatan menjadi goyang dan hampir tenggelam. Para perempuan yang mengelilingi Kang Wahyu W.Basyir berteriak teriak seketika dan mencari pegangan. Kang Wahyu W. Basyir pun diam kebingungan. Sekonyong konyong semua lari dari jembatan apung itu.
Agak memalukan memang,apalagi dilihat oleh orang lain yang juga makan di restoran itu.

Namun itulah Kagama Virtual, sekonyol dan se malukan apapun kita tetap bersama dan saling menghargai juga saling mengapresiasi dalam bingkai Gadjah Mada.

Karena cinta yang menyatukan kita.

Senja utama solo, 5 september 2011
-gadis kecil dengan jutaan mimpi-

Thanks to panitia syawalan,
Mb bibien,mb arum,mb ratih,mb niken dan mb eka.